|
Tekstur dan Klasifikasi Batuan Beku - hostze.net |
Tekstur Batuan Beku
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagau bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur batuan ditentukan oleh kristanilitas, granulitas, bentuk kristal dan hubungan antar kristal. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu (Zuhdi, 2019):
1. Kristanilitas
Kristanilitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristanilitas digunakan untuk menunjukkan berapa banyak kristal yang terbentuk dan yang tidak terbentuk, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
2. Granulitas
Granulitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada ukuran batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
|
Pembagian Tekstur Batuan Beku |
a. Fanerik/Fanerokristalin
Fanerik/Fanerokristalin memiliki ukuran kristal yang dapat dibedakan satu sama lain dengan kasatmata. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi; halus, sedang, kasar, dan sangat kasar.
b. Afanitik
Afanitik memiliki ukuran kristal yang tidak dapat dibedakan dengan kasatmata sehingga diperlukan bantuan lensa pembesar. Batuan denan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan; Mikrokristalin, Kriptokristalin, dan Amorf.
3. Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garisbesar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ekuigranular
Ekuigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka ekuigranular dibagi menjadi tiga, yaitu; Panidiomorfik, Hipodiomorfik, dan Allotriomorfik. Paniodiomorfik granular yaitu apabila sebagian besar mineral-mineral terdiri dari mineral-mineral yang euhedral. Hipidiomorfik granular yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral. Sedangkan untuk Allotriomorfik granular yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
b. Inequigranular
Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matriks yang bisa berupa mineral atau gelas.
Berdasarkan dari tiga dasar tersebut dapat dibagi lagi tekstur batuan beku berdasarkan (Noor, 2012):
1. Tingkat Kristalisasi
a. Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal.
b. Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas.
c. Holohyalin, yaotu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas.
2. Ukuran Butir
a. Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.
b. Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.
3. Bentuk Kristal
Bentuk kristal ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbetuk pertamakali biasanya terbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlibat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a. Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna.
b. Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna.
c. Anhedral, yaitu bentu kristal yang tidak sempurna.
4. Berdasarkan Kombinasi Bentuk Kristalnya
a. Unidiomorf (Automorf), Yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna).
b. Allodiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral.
c. Allotriomorf (Xenomorf), Sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral
5. Berdasarkan Keseragaman antar Butirnya
a. Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.
b. Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama.
Klasifikasi Batuan Beku
Menurut klasifikasi International Union of Geological Science (IUGS) membagi batuan beku menjadi dua kelas besar berdasarkan: kandungan mineral mafik (ferromagnesian), dengan distribusi yang ditetapkan sebesar 90%. Meraka yang memiliki kurang dari 90% minral mafik (gelap) merupakan kelompok terbesar dan mencaup hampir semua batuan vulkanik. Batuan dengan lebih dari 9-% mafik dibatasi hampir sepenuhnya untuk peristiwa plutonik. Batuan biasanya diplot dalam QAP atau FAP. Diaram segitiga untuk tujuan klasifikasi. Namun, mudah untuk memikirkan Feldspathoids kandungan batuan sebagai kuarsa negatif (atau kekurangan silika). Ini bisa jadi diilustrasikan dengan menulis reaksi kimia sederhana antara feldspar alkali dan kuarsa negatif (Klein dan Phipotts, 2017).
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan susunan kimiawi batuan, tekstur batuan, susunan mineralogi, dan bentuk tubuh batuan didalam kerak bumi. Untuk proses terbentuknya batuan beku dapat dilihat pada artikel berjudul Batuan beku: pengertian, proses terbentuknya dan Contoh Pemanfaatannya. Klasifikasi batuan beku terdiri dari batuan beku asam, batuan beku intermedit, batuan beku basa, dan batuan beku ultrabasa/ultra mafik (Noor, 2009).
1. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku di bedakan atas (Noor, 2009):
a. Batuan beku plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
b. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari permukaan bumi.
c. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafik (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, serta mineral felsik (terang) seperti feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspar.
2. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu (Noor,2012):
|
Contoh Batuan Beku Ultramafik |
a. Leucocratic rock, kandungan mineral mafik <30%.
b. Mesocratic rock, kandungan mineral mafik 30%-60%.
c. Melanocratic rock, kandungan mineral mafik 60%-90%.
d. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafik >90%.
3. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu (Noor, 2009):
a. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2>65%, contohnya ranit, Riolit.
b. Batuan beku menengah (Intermediet), kandungan SiO2 65%-52%. Contohnya diorit dan andesit.
c. Batuan beku basa (basik), kandungan SiO2 52%-45%, Contohnya Gabro dan basalt.
d. Batuan beku Ultrabasa (Ultraasik), kandungan SiO2<30%.